Kamis, 26 Februari 2015

makalah pelyanan anak berkesulitan belajar



PELAYANAN ANAK BERKESULITAN BELAJAR
Tugas ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Psikologi Pendidikan
Dosen Pengampu : fetty

Disusun Oleh:

Burhanuddin S            (133111174)




PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SURAKARTA

ISI DAN GAMBARAN UMUM DARI PELAYANAN ANAK BERKESULITAN BELAJAR

A.    KECENDERUNGAN MODEL PELAYANAN DI INDONESIA
            Ada beberapa kecenderungan terkait dengan model pelayanan pendidikan di Indonesia yaitu:
1.      Model Pendidikan Terpadu
Pendidikan terpadu adalah pelayanan pendidikan bagi peserta didik berkebutuhan khusus reguler. Pelaksanaan pendidikan terpadu membutuhkan bantuan tenaga khusus berkualifikasi PLB. Melalui pendidikan terpadu, praktek di lapangan bentuk integrasi pendidikan masih bersifat fisik, sedangkan integrasi instruksional melalui pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan individual belum dapat dijalankan. Untuk menngatasi kekurangan tersebut, maka muncul model ‘mainstreaming’.
2.      Model Pendidikan Mainstreaming
Konsep mainstreaming menghendaki agar integrasi pendidikan bagi ABK mencakup integrasi sosial dan instruksional didasarkan pada kkebutuhan pendidikan yang diukur secara individual dan profesional oleh berbagai profesi dan disiplin. Penempatan pendidikan ABK dalam model ini menjadi sangat fleksibel dari lingkungan pendidikan yang sangat terbatas seperti asrama, sampai lingkungan yang tidak terbatas seperti kelas biasa atau kelas reguler.
3.      Model Inklusi
Model ini menekankan pada keterpaduan penuh, menghilangkan labelisasi anak dengan prinsip ‘education for all’. Sekolah yang menyelenggarakan program pendidikan inklusi, perlu dibantu tenaga khusus berkualifikasi PLB.
           
Dari ketiga model pelayanan pendidikan sebagaimana diuraikan di atas, maka pilihan penempatan disesuaikan dengan kondisi dan potensi lapangan. Tipe pemilihan penempatan anak berkesulitan belajar adalah:
1.      Kelas Reguler ( General education Class)
Sistem pelayanan dalam bentuk kelas reguler dimaksudkan untuk mengubah citra tentang adanya dua tipe anak, anak dengan berkesulitan belajar dan tidak berkesulitan belajar. Dalam kelas reguler yang dirancang untuk membantu anak berkesulitan belajar diciptakan suasana belajar kooperatif sehingga semua anak dapat menjalin kerjasama dalam mencapai tujuan belajar. Suasana belajar kompetitif dihindari agar anak berkesulitan belajar tidak putus asa. Program penndidikan individual diberikan kepada semua anak yang membutuhkan, baik yang berkesulitan maupun yang memiliki keunggulan. Dalam kelas reguler semacam ini berbagai metode untuk berbagai jenis anak digunakan bersama.
Sistem pelayanan dalam bentuk kelas reguler memiliki banyak keunggulan sekaligus banyak kelemahan. Keunggulannya antara lain:
a.       Anak berkesulitan belajar akan menggunakan anak tidak berkesulitan belajar sebagai model perilaku.
b.      Mengelola anak berkesulitan belajar di kelas reguler lebih murah daripada menyediakan pelayanan dan situasi khusus.
c.       Anak yang tidak berkesulitan belajar dapat lebih memahami tentang adanya perbedaan antara individu; dan
d.      Guru reguler dimungkinkan untuk menjadi lebih dapat menyesuaikan pembelajarannya dengan karakteristik individual semua anak.

Adapun kelemahan sistem ini antara lain adalah:
a.       Anak berkesulitan belajar kurang memperoleh pelayanan individual
b.      Anak masih munggkin memperoleh cap negatif dari anak yang tidak memiliki kesulitan dalam belajar
c.        Anak mungkin akan sering gagal karena sulitnya bahan pelajaran dan tugas-tugas
d.      Anak akan dirugikan karena tidak memperoleh pelayanan pendidikan khusus yang sistematis dan latihan keterampilan dasar yang cukup
e.       Semangat juang guru kelas atau guru reguler mungkin akan terpengaruh secara negatif karena banyak diantara mereka yang tidak dipersiapkan untuk melayani anak berkesulitan belajar.


2.      Kelas Khusus ( Special Class )
Sistem ini biasanya menampung antara 10 hingga 20 anak berkesulitan belajar dibawah asuhan seorang guru khusus. Ada dua jenis kelas khusus yang biasa digunakan yaitu:
a)      kelas khusus sepanjang hari belajar, dan
b)      kelas khusus untuk mata pelajaran tertentu atau kelas khusus sebagian waktu.
Dalam kelas khusus sepanjang hari belajar, anak-anak berkesulitan belajar dilayani oleh guru khusus. Anak-anak di kelas ini belajar semua jenis mata pelajaran dan hanya berinteraksi dengan anak-anak lain yang juga berkesulitan belajar pada saat jam istirahat dan atau bermain. Sistem pelayanan ini tergolong yang paling bersifat membatasi pergaulan antara anak berkesulitan belajar dengan yang tidak dalam sistem pendidikan integratif.
Keuntungan dari bentuk kelas khusus yaitu:
a.       Pembelajaran menjadi efisien karena pengelompokannya
b.       Anak berkesulitan belajar memperoleh lebih banyak pelayanan yang bersifat individual
Adapun kelemahan dari bentuk ini yaitu:
a.       Anak berkesulitan belajar sering memperoleh cap atau label negatif yang dapat menganggu kepercayaan diri, penolakan dari teman, perolehan pekerjaan di masa depan, sikap negatif dari keluarga, dan harapan untuk berhasil yang rendah dari guru;
b.      Anak berkesulitan belajar cenderung hanya dapat berkomunikasi dengan sesama mereka.
3.      Ruang Sumber ( Resource Room)
Ruang sumber merupakan ruang yang disediakan oleh sekolah untuk memberikan pelayanan pendidikan khusus bagi anak-anak yang membutuhkan, terutama yang berkesulitan belajar. Di dalam ruang sumber terdapat guru remedial atau guru sumber dan berbagai media belajar. Aktivitas utama dalam ruang sumber umumnya berkonsentrasi pada upaya memperbaiki keterampilan dasar seperti membaca, menulis, dan berhitung. Guru sumber diharapkan dapat menjadi pengganti guru kelas dan menjadi konsultan bagi guru reguler.
Sistem pelayanan dalam bentuk ruang sumber memiliki keunggulan yaitu:
a.       Anak memerlukan bantuan khusus di bidang akademik atau sosial  memperoleh bantuan dari guru yang terlatih
b.      Anak berkesulitan belajar tetap berada di kelas reguler sehingga dapat bergaul dengan anak yang tidak berkesulitan belajar.
Adapun kekurangan dari bentuk layanan ini yaitu:
a.       Banyak waktu terbuang untuk pindah dari kelas reguler ke ruang sumber dan sebaliknya.
b.      Mengurangi kemampuan guru kelas atau guru reguler dalam menangani anak secara individual.
c.       Meningkatkan kemungkinan terjadinya ketidakajegan pendekatan pembelajaran
d.      Meningkatkan jumlah spesialis yang bekerja untuk anak yang dapat menimbulkan pelayanan yang terpecah-pecah
e.        Dapat menimbulkan konflik antara kebutuhan kelompok dan kebutuhan individual.

KHASUS PELAYANAN ANAK BERKESULITAN BELAJAR
Oleh : SRI LESTARI A, SE
GURU BK  SMA NEGERI 2 JAYAPURA
http://bintangpapua.com/images/stories/2013/JANUARI/16/ibu.jpgAktifitas belajar bagi setiap individu, tidak selamanya dapat berlangsung secara wajar. Kadang-kadang lancar, kadang-kadang tidak, kadang-kadang dapat cepat menangkap apa yang dipelajari, kadang-kadang terasa amat sulit. Dalam hal semangat, terkadang semangatnya tinggi, tetapi juga sulit untuk mengadakan konsentrasi. Demikian kenyataan yang sering kita jumpai pada setiap anak didik dalam kehidupan sehari-hari dalam kaitannya dengan aktifitas belajar. Setiap individu memang tidak ada yang sama. perbedaan individu ini pulalah yang menyebabkan perbedaan tingkah laku dikalangan anak didik. dalam keadaan di mana anak didik / siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya, itulah yang disebut dengan kesulitan belajar.
Kesulitan belajar merupakan kekurangan yang tidak nampak secara lahiriah. Ketidak mampuan dalam belajar tidak dapat dikenali dalam wujud fisik yang berbeda dengan orang yang tidak mengalami masalah kesulitan belajar. Kesulitan belajar ini tidak selalu disebabkan karena factor intelligensi yang rendah (kelaianan mental), akan tetapi dapat juga disebabkan karena faktor lain di luar intelligensi. Dengan demikian, IQ yang tingi belum tentu menjamin keberhasilan belajar. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kesulitan belajar adalah suatu kondisi proses belajar yang ditandai hambatan-hambatan tertentu dalam mencapai hasil belajar.
Masalah belajar yang sering timbul dikalangan peserta didik, misalnya  masalah pengaturan waktu belajar, memilih cara belajar yang efektif dan efisien, menggunakan buku-buku referensi, cara belajar kelompok, bagaimana mempersiapkan diri mengahadapi ujian, memilih jurusan atau mata pelajaran yang cocok dengan minat bakat yang dimilikinya, dari masalah-masalah tersebut dapat diatasi dengan program pelayanan bimbingan dan konseling untuk membantu para peserta didik agar mereka dapat berhasil dalam belajar.
Dalam belajar mengajar guru/pendidik sering menghadapi masalah adanya peserta didik yang tidak dapat mengikuti pelajaran dengan lancar, ada siswa yang meperoleh prestasi belajar yang rendah, meskipun telah diusahakan untuk belajar dengan seabaik-baiknya, guru atau pendidik sering menghadapi dan menemukan peserta didik yang mengalami kesulitan dalam belajar, untuk menghadapi peserta didik yang kesulitan belajar, pemahaman utuh dari guru tentang kesulitan belajar yang dialami oleh peserta didiknya, merupakan dasar dalam usaha memberikan bantuan dan bimbingan yang tepat.Kesulitan belajar yang dialami peserta didik itu akan termanifestasi dalam berbagai macam gejala, misalnya menunjukan hasil belajar yang rendah, hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan, lambat dalam melakukan tugas-tugas belajar, menunjukan sikap yang kurang wajar, menunjukan tingkahlakuyangberkelaianan.
ANALISIS TERHADAP KASUS
Melalui pelayanan bimbingan dan konseling diharapkan siswa dapat mengalami perkembangan yang optimal baik secara akademis, psikologis dan sosial. Perkembangan yang optimal secara akademis diharapkan peserta didik mampu mencapai prestasi belajar yang baik dan optimal sesuai dengan kemampuan, perkembangan yang optimal ditandai dengan perkembangan kesehatan yang memadai, sedangkan perkembang optimal dari segi sosial bertujuan agar setiap peserta didik dapat mencapai penyesuaian diri dan memiliki kemampuan sosial yang optimal.
Dari uraian di atas telah jelas diuraikan bahwa Guru bimbingan dan konseling sangat diperlukan di  sekolah karena untuk mengatasi kesulitan-kesulitan belajar siswa, sehingga siswa dapat meperoleh prestasi yang baik. Dengan perolehan prestasi yang baik maka  tujuan  pendidikan  nasional  akan tercapai, dan juga dapat berguna bagi kehidupan sehari-hari yang bahagia dengan ilmu-ilmu yang dimilikinya.
Adapun masalah-masalah kesulitan belajar yang di alami individu/siswa adalah :
1.      Merasa kurang senang terhadap mata pelajaran tertentu
Tidak adanya minat seorang anak terhadap suatu pelajaran, akan menimbulkan kesulitan belajar yang tidak ada minatnya, mungkin tidak sesuai dengan bakatnya sesuai dengan kecakapannya, tidak sesuai dengan type-typenya khusus anak akan banyak menimbulkan problema pada diri anak, karena hal itu, pelajaran tidak dapat dicerna/diproses dalam otak, akibatnya timbul kesulitan yang kesemuanya itu timbul karena tidak adanya minat pada anak tersebut.
2.      Merasa sulit memahami mata pelajaran
Anak yang IQ-Nya tinggi dapat menyelesaikan segala persoalan yang dihadapi. Anak yang normal  (90-110) dapat menamatkan Sekolah  tepat pada waktunya. Mereka yang memiliki IQ antara 110-140 dapat digolongkan anak yang cerdas dan memiliki IQ 140 keatas, tergolong genius, golongan ini mempunyai potensi untuk dapat menyelesaikan pendidikan di Perguruan Tinggi, jadai semkin tingginya IQ-nya seseorang, akan makin cerdas pula. Sementara mereka yang mempunyai IQ dari 90 tergolong lemah mental.  Anak semcam inilah yang banyak mengalami kesulitan belajar, mereka ini akan di golongkan  atas “ debil, Embisil, dan idiot golongan, debil, walupun umurnya lebih 25 tahun, kecerdasannya setingkat anak normal berusia 12 tahun, golongan embisil hanya mampu mencapai tingkatan/kecakapan anak normal berusia 3 tahun. Anak yang tergolong lemah mental ini sangat terbatas kecakapannya, karena itu apabila mereka harus menyelesaikan persoalan yang melebihi potensinya, jelas mereka akan tidak mampu dan banyak mengalami kesulitan, oleh karena itu orang tua/pembimbing harus memiliki tingkatIQ anak dengan meminta bantuan seseorang  psikologi agar dapat melayani anak/murid.

3.      Merasa malas untuk mengerjakan tugas
Motivasi sebagai faktor batin berfungsi menimbulkan, mendasari dan mengarahkan perbuatan belajar. Motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin besar motivasinya, akan semakin besar tingkat kesusksesan belajarnya. Seorang yang kuat motivasinya akan semakin giat berusaha dengan gigih, tidak mau menyerah, giat belajar untuk meningkatkan prestasi, atau untuk memecahkan masalah. Sebaliknya, seorang anak yang motovasinya lemah akan tampak acuh, akibatnya banyak mengalami kesulitan belajar.

Layanan dan fungsi layanan yang di gunakan untuk siswa/individu yang mengalami kesulitan belajar, yaitu :
a.       Layanan bimbingan dan pembelajaran
Yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan siswa mengembangkan siswa berkenaan dengan sikap kebiasaan belajar yang baik dan cocok.
b.      Fungsi Pencegahan
Bimbingan dan konseling dapat berfungsi sebagai pencegahan, artinya merupakan usaha pencegahan terhadap timbulnya masalah. Dalam hal ini layanan yang diberikan berupa bantuan yang bagi para siswa agar terhindar dari berbagai masalah yang dapat menghambat perkembangannya. Hal tersebut dapat ditempuh melalui program bimbingan yang sistematis sehingga hal-hal yang dapat menghambat seperti; kesulitan belajar.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar