PELAYANAN ANAK BERKESULITAN BELAJAR
Tugas ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Psikologi Pendidikan
Dosen Pengampu : fetty
Disusun Oleh:
Burhanuddin S (133111174)
PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SURAKARTA
ISI DAN GAMBARAN UMUM DARI PELAYANAN ANAK BERKESULITAN BELAJAR
A. KECENDERUNGAN
MODEL PELAYANAN DI INDONESIA
Ada
beberapa kecenderungan terkait dengan model pelayanan pendidikan di Indonesia
yaitu:
1. Model
Pendidikan Terpadu
Pendidikan
terpadu adalah pelayanan pendidikan bagi peserta didik berkebutuhan khusus
reguler. Pelaksanaan pendidikan terpadu membutuhkan bantuan tenaga khusus
berkualifikasi PLB. Melalui pendidikan terpadu, praktek di lapangan bentuk
integrasi pendidikan masih bersifat fisik, sedangkan integrasi instruksional
melalui pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan individual belum dapat
dijalankan. Untuk menngatasi kekurangan tersebut, maka muncul model
‘mainstreaming’.
2. Model
Pendidikan Mainstreaming
Konsep
mainstreaming menghendaki agar integrasi pendidikan bagi ABK mencakup integrasi
sosial dan instruksional didasarkan pada kkebutuhan pendidikan yang diukur
secara individual dan profesional oleh berbagai profesi dan disiplin.
Penempatan pendidikan ABK dalam model ini menjadi sangat fleksibel dari
lingkungan pendidikan yang sangat terbatas seperti asrama, sampai lingkungan
yang tidak terbatas seperti kelas biasa atau kelas reguler.
3. Model
Inklusi
Model ini
menekankan pada keterpaduan penuh, menghilangkan labelisasi anak dengan prinsip
‘education for all’. Sekolah yang menyelenggarakan program pendidikan inklusi,
perlu dibantu tenaga khusus berkualifikasi PLB.
Dari ketiga model pelayanan pendidikan sebagaimana
diuraikan di atas, maka pilihan penempatan disesuaikan dengan kondisi dan
potensi lapangan. Tipe pemilihan penempatan anak berkesulitan belajar adalah:
1. Kelas
Reguler ( General education Class)
Sistem
pelayanan dalam bentuk kelas reguler dimaksudkan untuk mengubah citra tentang
adanya dua tipe anak, anak dengan berkesulitan belajar dan tidak berkesulitan
belajar. Dalam kelas reguler yang dirancang untuk membantu anak berkesulitan
belajar diciptakan suasana belajar kooperatif sehingga semua anak dapat
menjalin kerjasama dalam mencapai tujuan belajar. Suasana belajar kompetitif
dihindari agar anak berkesulitan belajar tidak putus asa. Program penndidikan
individual diberikan kepada semua anak yang membutuhkan, baik yang berkesulitan
maupun yang memiliki keunggulan. Dalam kelas reguler semacam ini berbagai metode
untuk berbagai jenis anak digunakan bersama.
Sistem
pelayanan dalam bentuk kelas reguler memiliki banyak keunggulan sekaligus
banyak kelemahan. Keunggulannya antara lain:
a.
Anak berkesulitan belajar akan
menggunakan anak tidak berkesulitan belajar sebagai model perilaku.
b.
Mengelola anak berkesulitan belajar
di kelas reguler lebih murah daripada menyediakan pelayanan dan situasi khusus.
c.
Anak yang tidak berkesulitan belajar
dapat lebih memahami tentang adanya perbedaan antara individu; dan
d.
Guru reguler dimungkinkan untuk
menjadi lebih dapat menyesuaikan pembelajarannya dengan karakteristik
individual semua anak.
Adapun
kelemahan sistem ini antara lain adalah:
a.
Anak berkesulitan belajar kurang
memperoleh pelayanan individual
b.
Anak masih munggkin memperoleh cap
negatif dari anak yang tidak memiliki kesulitan dalam belajar
c.
Anak mungkin akan sering gagal
karena sulitnya bahan pelajaran dan tugas-tugas
d.
Anak akan dirugikan karena tidak
memperoleh pelayanan pendidikan khusus yang sistematis dan latihan keterampilan
dasar yang cukup
e.
Semangat juang guru kelas atau guru
reguler mungkin akan terpengaruh secara negatif karena banyak diantara mereka
yang tidak dipersiapkan untuk melayani anak berkesulitan belajar.
2. Kelas Khusus
( Special Class )
Sistem ini
biasanya menampung antara 10 hingga 20 anak berkesulitan belajar dibawah asuhan
seorang guru khusus. Ada dua jenis kelas khusus yang biasa digunakan yaitu:
a)
kelas khusus sepanjang hari belajar,
dan
b)
kelas khusus untuk mata pelajaran
tertentu atau kelas khusus sebagian waktu.
Dalam kelas
khusus sepanjang hari belajar, anak-anak berkesulitan belajar dilayani oleh
guru khusus. Anak-anak di kelas ini belajar semua jenis mata pelajaran dan
hanya berinteraksi dengan anak-anak lain yang juga berkesulitan belajar pada
saat jam istirahat dan atau bermain. Sistem pelayanan ini tergolong yang paling
bersifat membatasi pergaulan antara anak berkesulitan belajar dengan yang tidak
dalam sistem pendidikan integratif.
Keuntungan
dari bentuk kelas khusus yaitu:
a.
Pembelajaran menjadi efisien karena
pengelompokannya
b.
Anak berkesulitan belajar memperoleh
lebih banyak pelayanan yang bersifat individual
Adapun
kelemahan dari bentuk ini yaitu:
a.
Anak berkesulitan belajar sering
memperoleh cap atau label negatif yang dapat menganggu kepercayaan diri,
penolakan dari teman, perolehan pekerjaan di masa depan, sikap negatif dari
keluarga, dan harapan untuk berhasil yang rendah dari guru;
b.
Anak berkesulitan belajar cenderung
hanya dapat berkomunikasi dengan sesama mereka.
3. Ruang Sumber
( Resource Room)
Ruang sumber
merupakan ruang yang disediakan oleh sekolah untuk memberikan pelayanan
pendidikan khusus bagi anak-anak yang membutuhkan, terutama yang berkesulitan
belajar. Di dalam ruang sumber terdapat guru remedial atau guru sumber dan
berbagai media belajar. Aktivitas utama dalam ruang sumber umumnya
berkonsentrasi pada upaya memperbaiki keterampilan dasar seperti membaca,
menulis, dan berhitung. Guru sumber diharapkan dapat menjadi pengganti guru
kelas dan menjadi konsultan bagi guru reguler.
Sistem
pelayanan dalam bentuk ruang sumber memiliki keunggulan yaitu:
a.
Anak memerlukan bantuan khusus di
bidang akademik atau sosial memperoleh
bantuan dari guru yang terlatih
b.
Anak berkesulitan belajar tetap
berada di kelas reguler sehingga dapat bergaul dengan anak yang tidak
berkesulitan belajar.
Adapun
kekurangan dari bentuk layanan ini yaitu:
a.
Banyak waktu terbuang untuk pindah
dari kelas reguler ke ruang sumber dan sebaliknya.
b.
Mengurangi kemampuan guru kelas atau
guru reguler dalam menangani anak secara individual.
c.
Meningkatkan kemungkinan terjadinya
ketidakajegan pendekatan pembelajaran
d.
Meningkatkan jumlah spesialis yang
bekerja untuk anak yang dapat menimbulkan pelayanan yang terpecah-pecah
e.
Dapat menimbulkan konflik antara
kebutuhan kelompok dan kebutuhan individual.
KHASUS
PELAYANAN ANAK BERKESULITAN BELAJAR
Oleh : SRI LESTARI A, SE
GURU BK SMA NEGERI 2 JAYAPURA
GURU BK SMA NEGERI 2 JAYAPURA

Kesulitan belajar merupakan
kekurangan yang tidak nampak secara lahiriah. Ketidak mampuan dalam belajar
tidak dapat dikenali dalam wujud fisik yang berbeda dengan orang yang tidak
mengalami masalah kesulitan belajar. Kesulitan belajar ini tidak selalu
disebabkan karena factor intelligensi yang rendah (kelaianan mental), akan
tetapi dapat juga disebabkan karena faktor lain di luar intelligensi. Dengan
demikian, IQ yang tingi belum tentu menjamin keberhasilan belajar. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa kesulitan belajar adalah suatu kondisi proses
belajar yang ditandai hambatan-hambatan tertentu dalam mencapai hasil belajar.
Masalah belajar yang sering timbul
dikalangan peserta didik, misalnya masalah pengaturan waktu belajar,
memilih cara belajar yang efektif dan efisien, menggunakan buku-buku referensi,
cara belajar kelompok, bagaimana mempersiapkan diri mengahadapi ujian, memilih
jurusan atau mata pelajaran yang cocok dengan minat bakat yang dimilikinya,
dari masalah-masalah tersebut dapat diatasi dengan program pelayanan bimbingan
dan konseling untuk membantu para peserta didik agar mereka dapat berhasil
dalam belajar.
Dalam belajar mengajar guru/pendidik
sering menghadapi masalah adanya peserta didik yang tidak dapat mengikuti
pelajaran dengan lancar, ada siswa yang meperoleh prestasi belajar yang rendah,
meskipun telah diusahakan untuk belajar dengan seabaik-baiknya, guru atau
pendidik sering menghadapi dan menemukan peserta didik yang mengalami kesulitan
dalam belajar, untuk menghadapi peserta didik yang kesulitan belajar, pemahaman
utuh dari guru tentang kesulitan belajar yang dialami oleh peserta didiknya,
merupakan dasar dalam usaha memberikan bantuan dan bimbingan yang tepat.Kesulitan
belajar yang dialami peserta didik itu akan termanifestasi dalam berbagai macam
gejala, misalnya menunjukan hasil belajar yang rendah, hasil yang dicapai tidak
seimbang dengan usaha yang dilakukan, lambat dalam melakukan tugas-tugas
belajar, menunjukan sikap yang kurang wajar, menunjukan tingkahlakuyangberkelaianan.
ANALISIS TERHADAP KASUS
Melalui pelayanan bimbingan dan
konseling diharapkan siswa dapat mengalami perkembangan yang optimal baik
secara akademis, psikologis dan sosial. Perkembangan yang optimal secara
akademis diharapkan peserta didik mampu mencapai prestasi belajar yang baik dan
optimal sesuai dengan kemampuan, perkembangan yang optimal ditandai dengan
perkembangan kesehatan yang memadai, sedangkan perkembang optimal dari segi
sosial bertujuan agar setiap peserta didik dapat mencapai penyesuaian diri dan
memiliki kemampuan sosial yang optimal.
Dari uraian di atas telah jelas
diuraikan bahwa Guru bimbingan dan konseling sangat diperlukan di sekolah
karena untuk mengatasi kesulitan-kesulitan belajar siswa, sehingga siswa dapat
meperoleh prestasi yang baik. Dengan perolehan prestasi yang baik maka
tujuan pendidikan nasional akan tercapai, dan juga dapat
berguna bagi kehidupan sehari-hari yang bahagia dengan ilmu-ilmu yang
dimilikinya.
Adapun masalah-masalah kesulitan belajar yang di alami
individu/siswa adalah :
1. Merasa
kurang senang terhadap mata pelajaran tertentu
Tidak adanya
minat seorang anak terhadap suatu pelajaran, akan menimbulkan kesulitan belajar
yang tidak ada minatnya, mungkin tidak sesuai dengan bakatnya sesuai dengan
kecakapannya, tidak sesuai dengan type-typenya khusus anak akan banyak
menimbulkan problema pada diri anak, karena hal itu, pelajaran tidak dapat
dicerna/diproses dalam otak, akibatnya timbul kesulitan yang kesemuanya itu
timbul karena tidak adanya minat pada anak tersebut.
2. Merasa sulit
memahami mata pelajaran
Anak yang
IQ-Nya tinggi dapat menyelesaikan segala persoalan yang dihadapi. Anak yang
normal (90-110) dapat menamatkan Sekolah tepat pada waktunya.
Mereka yang memiliki IQ antara 110-140 dapat digolongkan anak yang cerdas dan
memiliki IQ 140 keatas, tergolong genius, golongan ini mempunyai potensi untuk
dapat menyelesaikan pendidikan di Perguruan Tinggi, jadai semkin tingginya
IQ-nya seseorang, akan makin cerdas pula. Sementara mereka yang mempunyai IQ
dari 90 tergolong lemah mental. Anak semcam inilah yang banyak mengalami
kesulitan belajar, mereka ini akan di golongkan atas “ debil, Embisil,
dan idiot golongan, debil, walupun umurnya lebih 25 tahun, kecerdasannya
setingkat anak normal berusia 12 tahun, golongan embisil hanya mampu mencapai
tingkatan/kecakapan anak normal berusia 3 tahun. Anak yang tergolong lemah
mental ini sangat terbatas kecakapannya, karena itu apabila mereka harus
menyelesaikan persoalan yang melebihi potensinya, jelas mereka akan tidak mampu
dan banyak mengalami kesulitan, oleh karena itu orang tua/pembimbing harus
memiliki tingkatIQ anak dengan meminta bantuan seseorang psikologi agar dapat melayani anak/murid.
3. Merasa malas
untuk mengerjakan tugas
Motivasi
sebagai faktor batin berfungsi menimbulkan, mendasari dan mengarahkan perbuatan
belajar. Motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga
semakin besar motivasinya, akan semakin besar tingkat kesusksesan belajarnya.
Seorang yang kuat motivasinya akan semakin giat berusaha dengan gigih, tidak
mau menyerah, giat belajar untuk meningkatkan prestasi, atau untuk memecahkan
masalah. Sebaliknya, seorang anak yang motovasinya lemah akan tampak acuh,
akibatnya banyak mengalami kesulitan belajar.
Layanan dan fungsi layanan yang di gunakan untuk siswa/individu yang mengalami kesulitan belajar, yaitu :
a.
Layanan bimbingan dan pembelajaran
Yaitu
layanan bimbingan yang memungkinkan siswa mengembangkan siswa berkenaan dengan
sikap kebiasaan belajar yang baik dan cocok.
b.
Fungsi Pencegahan
Bimbingan
dan konseling dapat berfungsi sebagai pencegahan, artinya merupakan usaha
pencegahan terhadap timbulnya masalah. Dalam hal ini layanan yang diberikan
berupa bantuan yang bagi para siswa agar terhindar dari berbagai masalah yang
dapat menghambat perkembangannya. Hal tersebut dapat ditempuh melalui program
bimbingan yang sistematis sehingga hal-hal yang dapat menghambat seperti;
kesulitan belajar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar